Dunia pendidikan kembali mendapat perhatian. Dengan viralnya fenomena yang terjadi di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, tentang kabar penamparan siswa oleh kepala sekolah menyebar luas di media sosial.

Dikutip dari berbagai sumber media publikasi terpercaya. Peristiwa itu bermula ketika seorang siswa yang diduga melanggar aturan dengan merokok di lingkungan sekolah. Kepala sekolah yang mengetahui hal itu lantas menegur hingga tidak mampu menahan emosi dan menampar siswa tersebut. Tindakan itu berbuntut panjang hingga menimbulkan reaksi dan aksi dari siswa lain sebagai bentuk protes dan solidaritas untuk melakukan aksi mogok belajar.

Hal tersebut memberikan dampak yang semakin luas ketika ramai diberitakan lewat media sosial. Terlebih ketika orangtua dari siswa yang melakukan pelanggaran tersebut, melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian dengan dugaan kekerasan fisik. Bahkan sempat beredar narasi dari dunia kerja, bahwa banyak perusahaan akan melakukan penolakan atau mem-blacklist lulusan dari sekolah tersebut.
BACA JUGA : KUMPULAN DATA & FAKTA TENTANG DUNIA PERHOTELAN 2025
Banyak warganet yang kemudian terbagi menjadi 2 kategori besar. Di satu sisi mendukung tindakan kepala sekolah sebagai bentuk ketegasan dalam mendidik, sebagian lagi mengecam atas tindakan fisik yang mengarah pada kekerasan di lingkungan sekolah. Namun atas dukungan, koordinasi dan mediasi dari berbagai pihak, semuanya telah berdamai.
DAMPAK EMOSIONAL
Di balik peristiwa ini, ada sisi lain yang mungkin bisa menjadi pembelajaran untuk kita. Tentang adab, perilaku, etika dan mekanisme penyelesaian masalah secara humanis dari sudut pandang yang lebih obyektif tanpa menghakimi, menyudutkan atau menggeneralisir.

Banyak hal yang telah berubah seiring dengan perubahan waktu dan perkembangan zaman. Nilai-nilai luhur tentang kedisiplinan, rasa malu, rasa hormat, ramah tamah dan kesopanan yang menjadi unsur-unsur kebanggaan kita sebagai warga negara Indonesia menjadi hal yang jauh lebih penting untuk kita soroti, agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang.
BACA JUGA : CARA BELAJAR BAHASA INGGRIS ANTI-MAINSTREAM ALA HTC MADIUN

Hal ini tentu menjadi tanggung jawab kita semua sebagai satu kesatuan masyarakat agar korelasi dalam rangka memberikan bekal pendidikan kepada seseorang dapat mencapai tujuannya. Berilmu, beradab, beretika, dan berbudaya.
Dunia remaja memang rawan terpapar pengaruh-pengaruh yang kurang baik dalam tumbuh kembangnya menuju usia dewasa. Kesalahan dalam memilih lingkungan pergaulan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir atau mindset. Inilah hal pokok yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih.

Melihat lebih luas. Dari sisi emosional dan karakter. Para remaja ini seringkali menghadapi kesulitan untuk berpikir secara kritis dan analitis terhadap dinamika-dinamika sosial yang berhubungan dengan kecerdasan emosi seperti empati dan self-awareness atau kesadaran diri. Tren flexing, ancaman jerat narkoba, pengaruh pornografi, judi online, kecanduan game dan asmara lawan jenis seakan-akan selalu menjadi polemik yang belum mendapatkan solusi konkrit sebagai penetralisir sekaligus fondasi pembentukan mental dan karakter.
BACA JUGA : 7 ALASAN KENAPA BANYAK LULUSAN SMA & SMK LEBIH MEMILIH PERHOTELAN

Oleh sebab itu, lewat tulisan ini. Mari kita merenung lebih dalam, berpikir lebih obyketif dan bersikap lebih bijaksana. Jadikan ini sebagai suatu bentuk peringatan serius yang tidak boleh kita abaikan begitu saja. Harapan dan tujuan untuk bisa memiliki generasi-generasi emas yang bisa membawa kebangkitan bangsa Indonesia di masa depan, harus menjadi gerakan sosial yang di inisiasi oleh berbagai pihak.

HTC Madiun sebagai salah satu Lembaga Pendidikan di bidang Hospitality Industry akan senantiasa aktif mendukung dan ikut serta dalam berbagai ide kreatif, untuk ikut serta mengambil bagian dalam kontribusi dan kolaborasi, membuka ruang-ruang komunikasi dengan berbagai pihak secara terbuka, sebagai salah satu bentuk inisiasi yang memberikan kesempatan bagi para remaja generasi penerus bangsa, agar bisa lebih tepat dalam memposisikan diri dan menentukan arah dan tujuannya di masa depan.
Semoga ini bisa menjadi langkah awal yang membuka semangat baru untuk seluruh individu dalam lingkup dunia pendidikan.


No responses yet